Syanggit dan Kaderisasi di Muhammadiyah

Buletin Al- Fatih Edisi 9/1446 – Ramadhan 1446 / Maret 2025

Chinguetti atau orang Indonesia menyebutnya Syanggit adalah nama sebuah kota kecil di tengah Gurun Sahara Mauritania. Berjarak kurang lebih 495 km dari ibukota Nuakchott. Kota tua yang didirikan tahun 777 dan berpenduduk kurang dari 5000 jiwa ini pada tahun 1996 ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia. Dimasa lalu Syanggit adalah bagian dari peradaban muslim Andalusia, terutama pada masa Daulah Muwahhidin yang wilayahnya membentang dari daratan Spanyol sampai Senegal.

Syanggit memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah panjang dakwah Islam. Perannya melintasi benua Afrika. Para menuntut ilmu di kawasan Timur Tengah akan sering mendengar nama para ulama yang menyandang nama Syanggit, seperti syekh Muhammad Amin asy-Syinqithi. Beliau termasuk salah satu dewan pendiri Rabithah al-`Alam al-Islami. Penulis tafsir Adhwaul Bayan dan pengajar tafsir di Masjid Nabawi sejak masa Raja Abdul Aziz.

Selain syeikh Muhammad Amin, ada juga syeikh Muhammad bin Ali asy-Syinqithi, syeikh Muhammad Sadati asy-Syinqithi, Syeikh Muhammad Hasan ad-Diduw asy-Syinqithi dan syeikh Muhammad Salim bin Abdul Wadud asy-Syinqithi.

Itulah Syanggit nama kota kecil di tengah gurun Sahara di padang Afrika. Dahulu ia hanyalah sebuah desa, namun sangat istimewa dan menghasilkan berkah bagi kota di sekelilingnya. Ia tidak menghasilkan hasil bumi dan bahan tambanag. Syanggit menghasilkan sebuah persembahan tiada tara harganya bagi umat Islam. Yaitu, para cendekiawan dan ulama yang cerdik pandai, para pemimpin yang berhati jujur, dan para filosof pemikir yang ilmunya luas dan dalam.

Selengkapnya bisa anda simak atau download di file berikut


PPDB SDKUB MUHAMMADIYAH PURWOREJO

SDKUB MUHAMMADIYAH

BULETIN AL-FATIH

Leave a Comment